Business Model Canvas : Kunci Kesuksesan Usaha

NAMA : FARAH APRIANDITA MAHARANI

NPM     :  CB201110077

 

Hai teman - teman. Ketemu lagi dengan saya di blog ketiga. Jadi, di blog ini saya akan kembali membagikan beberapa informasi yang saya ketahui.   Harapan saya teman-teman pembaca blog ini bisa mendapatkan informasi yang mudah-mudahan bisa membantu untuk teman-teman semua. Okay.... Langsung mulai saja, selamat membaca teman-teman. 



Pada blog ketiga ini kita akan membahas tentang  Business Model Canvas. Teman-teman tahu ga apa itu business Model Canvas? Kalau belum tahu, yukkk kita simak bareng-bareng.


Business Model adalah metode untuk menjelaskan bagaimana sebuah ide bisnis dapat memberikan manfaat pada konsumennya. Untuk menerapkannya, kita bisa membuat rancangan dari ide bisnis kita dengan menggunakan Business Model Canvas.

Business Model Canvas atau BMC merupakan sebuah strategi dalam manajemen untuk menafsirkan konsep, konsumen, infrastruktur maupun keuangan perusahaan dalam bentuk visual chart atau 9 elemen visual di 1 halaman. Business Model Canvas dibuat dengan tujuan untuk membantu suatu perusahaan dalam merancang perencanaan proses bisnis dan menetapkan serta memvalidasi poin penting dalam bisnis.

Model bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation..

 Jadi, dalam Business model canvas pemilik usaha tinggal mengisi inti/point penting pada  9 blok elemen yang tersedia. 9 Elemen tersebut berupa :


GAMBAR KOMPONEN 9 ELEMEN


1.      Customer Segments atau Target Pasar

Merupakan elemen penting pertama yang harus pemilik usaha ketahui. Pada tahap ini, pemilik usaha bertugas untuk membagi pasar pelanggan menjadi segmen yang lebih kecil atau membentuk kelompok berdasarkan karakteristik yang menyerupai atau sama persis. Menggelompokkan berdasarkan karakteristik seperti :

·         Geografis. Bisa berdasarkan konsumen bertempat tinggal di wilayah tersebut, konsumen berkerja di wilayah tersebut, atau konsumen berbelanja di wilayah tersebut.  

·         Demografis. Berdasarkan umur, Jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat Pendidikan, status perkawinan, ras, agama, jabatan, dan masih banyak lagi.

·         Behavioral. Perilaku konsumen ketika berhubungan dengan kita. Contohnya, konsumen yang akan berbelanja ketika ada diskon/promo dari kita.

·         Psikografis. Kebiasaan konsumen berdasarkan gaya hidup atau preferensinya.

Jika, kita ingin membedakan customer segments atau target pasar bisa berdasarkan salah satu kriteria sebagai berikut  :  Apakah kelompok pelanggan tersebut bisa dikasih tawaran yang berbeda. Misalnya terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok X dan kelompok Y bisa diberikan tawaran yang berbeda. Maka, X dan Y dapat dibagi menjadi 2 segmen yang berbeda.

Pada customer segments, pemiliki usaha harus memilih segmen target yang memberikan keuntungan terbesar bagi bisnis. Maksudnya adalah segmen targetnya bersedia membayar, melakukan pembelian kembali, dan dapat dipertahankan – memperpanjang nilai seumur hidup. Hal ini harus dijadikan sebagai acuan dalam memilih segmen target.

Jangan lupa untuk mengidentifikasi dan membedakan antara pelanggan dan konsumen. Pemiliki usaha harus mengutamakan kepentingan mereka yang memiliki daya beli dan dapat mengambil keputusan pembelian.

 

2.      Value Proposition atau Nilai Proposisi

Tahap ini merupakan Penjelasan keunggulan dan manfaat produk yang kita miliki kepada konsumen yang sudah kita targetkan. Dalam hal ini, kita atau pelaku usaha memiliki kesempatan untuk menjabarkan keunggulan atau kekuatan (strength)  produk kita yang membedakan dengan bisnis orang lain. Jadi pelaku usaha wajib/harus mengetahui apa saja kelebihan produk yang dimiliki.

Value Proposition atau Proposisi nilai yang efektif terdiri dari 4 elemen

1)      Appeal / Menarik. Produk atau jasa yang ditawarkan sangat diinginkan oleh pelanggan

2)      Exclusivity / Khusus. Secara manfaat dan keunggulan exclusivity hanya milik produk atau jasa yang kita tawarkan.

3)      Credibility / Kepercayaan. Manfaat dan keunggulan yang diclaim oleh pemilik usaha atas produknya harus benar-benar terpecaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga konsumen akan percaya jika pemilik usaha menjanjikan keunggulan dan manfaat produk atau jasanya.

4)      Clarity / Kejelasan. Value propositionnya harus jelas. Jadi, ketika dikomunikasikan, konsumen dapat langsung menangkap/mengerti pesan yang telah diberikan oleh kita sebagai pemilik usaha.

Yang harus di ingat dalam value proposition adalah Proposisi nilai kita adalah sebuah pengenal unik/khas yang dimiliki produk atau jasa yang kita tawarkan. Value proposition bukan sebuah tagline, slogan, dan pernyataan visi atau misi.

 

3.      Channels atau Saluran

Channel atau saluran adalah sarana bagi pemilik usaha untuk bisa menyampaikan value propositionnya kepada customer segments.

Dengan kata lain, menggambarkan/mendeskripsikan bagaimana perusahaan berkomunikasi dengan dan menjangkau segmen pelanggannya untuk memberikan Value Proposition.  

Terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan dalam memilih saluran distribusi yang tepat :

1)      Pertimbangan Pasar. Penentuan pasar mampu mempengaruhi saluran distribusi. Dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, oleh karena itu pasar merupakan factor penentuan dalam pemilihan channel.

2)      Pertimbangan produk. Memperhatikan ukuran, berat, nilai, sifat dan mudah atau tidaknya rusak suatu produk tersebut.

3)      Pertimbangan perusahaan. Factor yang harus diperhatikan seperti volume produksi, sumber daya keuangan, pengalaman dan kompetensi manajemen, layanan yang disediakan oleh saluran, dan keinginan untuk mengendalikan saluran.

4)      Pertimbangan perantara. Harus memperhatikan ketersediaan perantara yang diinginkan, kemampuan keuangan, sikap perantara, potensi penjualan, biaya, persaingan dan kendala hukum.

 

Jenis distribusi dibagi dalam 2 kelompok yaitu Direct (Distribusi Langsung) dan Indirect (Distribusi tidak Langsung).

Direct atau Distribusi langsung adalah pemilik usaha menawarkan/menjual produk atau jasa secara langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara.

Sedangkan Indirect atau Distribusi tidak langsung adalah menyalurkan produk dari produsen ke konsumen menggunakan perantara atau pihak ketiga.

Channel dapat dikategorikan sebagai pemasaran, komunikasi, penjualan atau distribusi. Jadi, channel juga mendeskripsikan bagaimana pelanggan dapat membeli dan mengkonsumsi produk atau jasa suatu perusahaan.

 

4.      Customer Relationship atau Hubungan Pelanggan

Hubungan pelanggan menggambarkan jenis hubungan yang dibangun oleh pemilik usaha dengan segmen pelanggan tertentu dan dapat mempertahankannya. Aktivitas hubungan antara pelanggan dengan perusahaan, bisa menggunakan komponen AARRR Framework atau biasa disebut Pirate Matrics.

AARRR singkatan dari :

Acquisition (Strategi mendatangkan costumer atau klien baru)

Activation (Strategi memicu pelanggan untuk berkunjung dan membeli)

Retenion (Strategi agar pelanggan akan kembali menggunakan produk kita)

Revenue (Strategi meningkatkan penjualan/pendapatan dan mendapatkan keuntungan)

Refferal (Strategi agar pelanggan menyarankan produk yang dibeli dari kita ke orang lain)

 

5.      Revenue Stream atau Aliran pendapatan

Revenue Stream atau Aliran pendapatan merupakan sumber pendapatan yang dihasilkan perusahaan dari masing masing customer segmentnya yang nantinya akan dikelola agar mendapatkan penghasilan lagi.

Jika, kita berhasil menjual suatu produk kepada customer, pemilik usaha membuat aliran pendapatan agar bisa menentukan dari mana bisnis kita mendapatkan keuntungan.

 

6.      Key Activities atau Aktivitas kunci

Semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas bisnis yang berkaitan dengan sebuah produk, di mana kegiatan utamanya  harus secara langsung terkait dengan Value Propositions perusahaan. Suatu alat atau media untuk mendukung bisnis yang kita jalankan.

Yang harus kita ingat adalah Aktivitas utama setiap perusahaan dapat berbeda – beda, tergantung pada jenis model usahanya. Key Activities memainkan peran penting dalam efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.

 

7.      Key Resources

Menentukan kegiatan yang harus dilakukan, supaya ide bisnis berjalan sesuai rencana yang sudah pemilik usaha susun atau tentukan. Pada key resouces menggambarkan asset paling penting yang di perlukan untuk membuat model bisnis yang berjalan.

Terdapat 4 Jenis Key resouces     :

1)      Physical. Terdiri dari fasilitas manufaktur, Gedung, kendaraan, mesin, system, system titik penjualan, dan aset fisik lainnya.

2)      Intellectual. Terdiri dari merek, pengetahuan kepemilikan, paten dan hak milik, kemitraan dan asset intelektual lainnya.

3)      Human resources. Terdiri dari tenaga penjualan, ilmuwan, manajer, desainer, dan key employees,

4)      Finance. Terdiri dari opsi saham, uang tunai, kredit, dan jaminan keuangan lainnya,

Jangan menentukan sumber daya utama berdasarkan sumber daya generik yang biasa digunakan dalam bisnis apapun di industri.

 

8.      Key Partnership

Menentukan supplier dan partner yang tepat untuk Kerjasama bisnis yang kita jalankan dengan tujuan untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya, mengurangi resiko dan ketidakpastian persaingan, serta meningkatkan kinerja.

 

9.      Cost Structure / Struktur Biaya

Menjelaskan rincian biaya apa saja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan key activities (aktifitas kunci) dan menghasilkan value proposition.

Terdapat 2 jenis Cost Structure  :

1)      Cost Driven, Perusahaan berhemat atau dengan kata lain Perusahaan focus meminimalkan biaya dari produk atau jasa sebanyak mungkin. Agar memberikan harga murah kepada konsumen.

2)      Value Driven. Menciptakan nilai lebih dalam pada suatu produk, agar tidak selalu menghasilkan produk pada biaya serendah mungkin.




Untuk lebih paham lagi tentang Business Model Canvas, saya akan memberikan contoh salah satu bisnis yang bergerak di bidang fashion. Saya mengambil contoh dari usaha yang saya jalankan yang bergerak di bidang fashion yaitu Hijab.  Saya memilih bisnis fashion karena menurut saya Fashion tidak akan pernah mati terlebih fashion Hijab. Hal ini memberikan suatu peluang usaha bagi saya untuk memulai suatu bisnis sebagai bentuk memenuhi kebutuhan calon customer. Pada saat ini, hijab mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut membuat para pengusaha saling berinovasi untuk menghasilkan hijab  yang memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Berikut ini Business Model Canvas : Hijab by SHAFARA



Berikut ini penjelasan Business Model Canvas di atas.

1. Customer Segments. Untuk bisnis fashion hijab target pasarnya adalah semua kalangan wanita muslimah tidak ada batasan umur untuk berhijab. Tetapi, pada hijab yang saya tawarkan lebih cocok untuk wanita muslimah berumur 17-35 tahun.

Pada perempuan berusia dibawah 15 tahun masih belum memahami fashion atau dengan kata lain mereka masih mengikuti bimbingan dari orang tuanya. Berbeda dengan perempuan di atas 15 tahun yang pastinya sudah memahami fashion dan memiliki kecenderungan menampilkan fashion terbaik versi mereka.

2. Value Propositions. Produk hijab yang kita tawarkan memiliki keunggulan pada bahan, variasi model dan warna yang beragam, dan harga yang friendly/ramah dikantong.

3. Channels. Untuk channels kita memilih Instagram, Whatsapp, dan E-commerce untuk menyampaikan Value propositions produk kami. Selain itu kami menggunakan Instagram dan Whatsapp untuk mempromosikan produk yang kami tawarkan/jual. Di Media sosial, kami memasukkan informasi seperti katalog, promo, sampai tutorial mengenakkan hijab tersebut. Selanjutanya, para pelanggan bisa melakukan pembelian melalui E-commerce (seperti shopee & tokopedia) dan  bisa langsung memesan melalui contact whatsapp yang tersedia.

4. Customer Relationships. Pada Customer Relationships menjelaskan bagaimana SHAFARA menjalin hubungan dengan para pelanggan baru maupun pelanggan yang sudah pernah beli. Untuk menjalin hubungan dengan para pelanggan, kami selalu melakukan promo yang menarik setiap pembelian hijab minimal 3 pcs. Kami juga selalu berhubungan dengan para konsumen melalui whatsapp dengan sopan, ramah, dan cepat untuk mempererat hubungan diantara kami dengan pembeli. Selain itu juga, kami selalu menggunakan real pict pada setiap produk dan memberikan testimoni untuk meyakinkan para pelanggan. 

5. Revenue Streams. Aliran pendapatan bisnis kami adalah Modal pribadi kami sebagai pemilik SHAFARA dan Hasil penjualan produk kami. Metode pembayaran kami bisa secara Cashless/Non tunai maupun Cash/Uang tunai. 

6. Key Activities. Tahap pertama yang dilakukan oleh kami adalah membeli bahan baku untuk produksi dan memilih warna sesuai kebutuhan hijab kami, seperti kain. Tahap kedua, kami berikan kepada pihak penjahit untuk dilakukan penjahitan agar menghasilkan hijab yang berkualitas bagus. Tahap ketiga adalah melakukan promosi dan pemasaran kepada media online dan offline. Dan aktivitas terakhir dari kami adalah mengirimkan produk kami kepada konsumen.

7. Key Resources. SHAFARA membutuhkan tenaga kerja untuk memproduksi barang mulai dari tenaga penjahit untuk memproduksi hijab yang berkualitas dan sesuai keinginan pasar. Selain itu pihak untuk membuat konten yang menarik dan berkulitas agar calon customer tertarik dan ingin membeli. Dan juga moda transportasi baik itu mobil maupun motor.

8. Key Partnerships. Kami membutuhkan pihak pemasok bahan baku atau biasa dikenal dengan sebutan supplier untuk pembuatan hijab. Desainer dan penjahit untuk mendesain dan menjahit hijab. Serta jasa ekspedisi untuk memudahkan pengiriman dari tangan penjual ke tangan pembeli.

9. Cost Structure. SHAFARA mengeluarkan pembiayaan untuk biaya tenaga kerja seperti gaji, biaya operasional seperti biaya transportasi, dan biaya produksi untuk memproduksi barang. 





Business Model Canvas merupakan  salah satu materi yang diajarkan oleh dosen  Kewirausahaan di Institut STIAMI

Sekian penjelasan dari saya, saya berharap teman-teman mendapatkan manfaat dari materi yang sudah saya sampaikan.



Komentar